Rabu, 04 Mei 2011

Permainan Tradisonal Indonesia - Femi (Multiply)

SUGENG RAWUH.....^^

Permainan Tradisional Indonesia May 12, '08 4:12 AM for everyone

PERMAINAN TRADISIONAL INDONESIA

1. Benteng,

adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup, masing - masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing - masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar sebagai 'benteng'.

Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih 'benteng' lawan dengan menyentuh tiang atau pilar yang telah dipilih oleh lawan dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa diraih dengan 'menawan' seluruh anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk menentukan siapa yang berhak menjadi 'penawan' dan yang 'tertawan' ditentukan dari waktu terakhir saat si 'penawan' atau 'tertawan' menyentuh 'benteng' mereka masing - masing.

2. Congklak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan.

Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain.

Pada awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lobang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bisa habis di lobang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lobang kecil di sisinya. bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lobang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.

Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat dimabil (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak

3. Dor Tap merupakan permainan yang mirip dengan Petak Umpet namun dimainkan oleh 2 kelompok. Kelompok yang lebih dulu berhasil menyebut nama lawan yang bersembunyi dapat diartikan bahwa lawan tersebut terkena tembakan. Permainan berakhir jika salah satu kelompok sudah habis tertembak.

4. Galah Asin atau di daerah lain disebut Galasin atau Gobak Sodor adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.

Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segiempat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan.

5. Gasing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Selain merupakan mainan anak-anak dan orang dewasa, gasing juga digunakan untuk berjudi dan ramalan nasib.

Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, walaupun sering dibuat dari plastik, atau bahan-bahan lain. Kayu diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon, sedangkan tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali gasing berbeda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan

6. Kasti atau Gebokan merupakan sejenis olahraga bola. Permainan yang dilakukan 2 kelompok ini menggunakan bola tenis sebagai alat untuk menembak lawan dan tumpukan batu untuk disusun. Siapapun yang berhasil menumpuk batu tersebut dengan cepat tanpa terkena pukulan bola adalah kelompok yang memenangkan permainan. Pada awal permainan, ditentukan dahulu kelompok mana yang akan menjadi penjaga awal dan kelompok yang dikejar dengan suit. Kelompok yang menjadi penjaga harus segera menangkap bola secepatnya setelah tumpukan batu rubuh oleh kelompok yang dikejar. Apabila bola berhasil menyentuh lawan, maka kelompok yang anggotanya tersentuh bola menjadi penjaga tumpukan batu. Kerjasama antaranggota kelompok sangat dibutuhkan seperti halnya olahraga softball atau baseball.

7. Permainan layang-layang, juga dikenali dengan nama wau merupakan satu aktivititas menerbangkan layang-layang tersebut di udara. Pada musim kemarau di Indonesia anak-anak selalu bermain layang-layang karena anginnya besar.

8. Petak Umpet

Dimulai dengan Hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi "kucing" (berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi). Si kucing ini nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai 25, biasanya dia menghadap tembok, pohon atau apasaja supaya dia tidak melihat teman-temannya bergerak untuk bersembunyi. Setelah hitungan sepuluh, mulailah ia beraksi mencari teman-temannya tersebut.

Jika ia menemukan temannya, ia akan menyebut nama temannya yang dia temukan tersebut. Yang seru adalah, ketika ia mencari ia biasanya harus meninggalkan tempatnya (base?). Tempat tersebut jika disentuh oleh teman lainnya yang bersembunyi maka batallah semua teman-teman yang ditemukan, artinya ia harus mengulang lagi, di mana-teman-teman yang sudah ketemu dibebaskan dan akan bersembunyi lagi. Lalu si kucing akan menghitung dan mencari lagi.

Permainan selesai setelah semua teman ditemukan. Dan yang pertama ditemukanlah yang menjadi kucing berikutnya.

Ada satu istilah lagi dalam permainan ini, yaitu 'kebakaran' yang dimaksud di sini adalah bila teman kucing yang bersembunyi ketahuan oleh si kucing disebabkan diberitahu oleh teman kucing yang telah ditemukan lebih dulu dari persembunyiannya.

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Petak_Umpet"

9. Yo-yo adalah suatu permainan yang tersusun dari dua cakram berukuran sama (biasanya terbuat dari plastik, kayu, atau logam) yang dihubungkan dengan suatu sumbu, di mana tergulung tali yang digunakan. Satu ujung tali terikat pada sumbu, sedangkan satu ujung lainnya bebas dan biasanya diberi kaitan. Permainan yo-yo adalah salah satu permainan yang populer di banyak bagian dunia. Walaupun secara umum dianggap permainan anak-anak, tidak sedikit orang dewasa yang memiliki kemampuan profesional dalam memainkan yo-yo.

Yo-yo dimainkan dengan dengan mengaitkan ujung bebas tali pada jari tengah, memegang yo-yo, dan melemparkannya ke bawah dengan gerakan yang mulus. Sewaktu tali terulur pada sumbu, efek giroskopik akan terjadi, yang memberikan waktu untuk melakukan beberapa gerakan. Dengan menggerakkan pergelangan tangan, yo-yo dapat dikembalikan ke tangan pemain, di mana tali akan kembali tergulung dalam celah sumbu

10. Balap karung adalah salah satu lomba tradisional yang populer pada hari kemerdekaan Indonesia. Sejumlah peserta diwajibkan memasukkan bagian bawah badannya ke dalam karung kemudian berlomba sampai ke garis akhir.

Meskipun sering mendapat kritikan karena dianggap memacu semangat persaingan yang tidak sehat dan sebagai kegiatan hura-hura, balap karung tetap banyak ditemui, seperti juga lomba panjat pinang, sandal bakiak, dan makan kerupuk.

Lomba balap karung juga diapresiasi oleh pendatang dari luar negeri dengan langsung terlibat dalam perlombaan ini.

Taken from here.

© 2011 Multiply

Rabu, 28 Oktober 2009

Driving Radio Controlled Cars

Driving Radio Controlled Cars by Stephen Stillman
in Hobbies (submitted 2009-10-28)

One of the most exciting hobbies are RC (radio controlled) toys. Probably the most poplar RC toy is the RC car. They seem to be more popular because they can be operated in more areas than RC aircraft, or boats. Aircraft requires a designated area with a lot of space and naturally boats require a body of water; whereas, cars can be operated in the yard, on the street (if there is no traffic), in the driveway, or on a specially built track. RC cars are loads of fun, and are relatively inexpensive for their amazing quality. There are some other reasons for choosing the RC car hobby:

1. They can be driven as off road vehicles, street vehicles, or racing vehicles. If you like racing and being competitive they are the ultimate fun machine! Many places that offer tracks to race on have very good racing programs to offer fair and competitive racing. 2. There are no levels to master. You can have just as much fun as a beginner and you can as an expert. 3. There is no repetition to make the hobby boring. Every time you drive an RC car you have a new driving experience. 4. There is a large variety of models to choose. You can find just about anything, so as a hobby you can pick what you like. Many hobbyist have several models. 5. There are different levels of prices and sizes available. 6. They are made of such good quality, they will survive some ruff treatment for many years. If there is some part of the car that gets broke parts suppliers are plentiful. 7. Besides entertaining kids, radio controlled cars have the potential to educate. Kids learn the basics of science and technology from understanding how these cars work. There are a few things to consider when purchasing an RC car:

1. You need to consider what type of driving you are most interested in, and purchase a vehicle that will meet your interests. 2. You will need to consider what kind of power you want to run your vehicle. You can choose an electric powered car, or a fuel (nitro) powered car. Both work very well and both have their own advantages and disadvantages. The electric powered car will need additional equipment such as an extra battery and battery charger. There are different sizes of batteries in regards to price and usage. Batteries are rated in size according to the number of cells, and rated in running time according to mAh (mili-ampere hours). The more cells a battery has the higher the price. The higher the number of mAh, the higher the price because the battery will last longer before needing recharged. In comparison the fuel powered car will need nitro fuel, a safe place to store the fuel, and some periodic adjustments on the carburator to keep the engine running top notch. Both engines, electric or fuel, offer different power ranges. Some electric powered cars can literally pop wheelies, even though the fuel powered cars are considered the most powerful. 3. You will need to consider what kind of tires you want to run on the vehicle. If you are racing or off-roading you may prefer a thick, grippy tire. 4. As you become more skilled and adaptable to the hobby you may want to consider upgrades to your car. Upgrades can make your car handle differently or more powerful. 5. You will need to consider the age of the person that will be operating the car. RC cars are designed for children of all age groups. Toy grade are designed more for kids and cost less. Hobby-grade are more durable and expensive and are designed for more experienced and adult enthusiasts.

The great thing about the hobby of driving RC cars is that it applys to all ages. From children, to teenagers, to adults this is a hobby fit for all.

Have fun with your RC car !!

About the Author

Owner of www.amazingsportsproducts.com a website that offers a variety of sports products and great sports articles.

Taken from : http://www.goarticles.com/cgi-bin/showa.cgi?C=2127820

Kamis, 22 Oktober 2009

Buku notes mini POWER RANGERS



A few days ago, I bought this POWER RANGERS mini notebooks!

Jumat, 20 Maret 2009

Di becak juga oke.

Penjual mainan anak-anak di SD SD juga menggunakan becak sebagai alat marketing mereka.

(Usually our Indonesian Toy Sellers use a bicycle or motorbike, but this man use our Indonesian traditional transportation : BECAK!).

Senin, 04 Agustus 2008

Toy Sellers - Near Bungurasih Bus Terminal

Bapak ini ada di depan Sekolah Dasar dekat terminal BUNGURASIH.



(A toy seller, at the front of a Primary School, near BUNGURASIH Bus Terminal, East Java, Indonesia).

Rabu, 23 Juli 2008

Modern Educational Toys for Your Children - The LeapFrog Tag Reading System by DL Hoh

Since its introduction in January 2008, the LeapFrog Tag Reading System had once again created news as the most desired modern children's educational toy. The LeapFrog Tag Reading System shall replace the LeapPad, which had sold more than 30 million units worldwide.

According to LeapFrog's Executive Vice President of Product, Innovation and Marketing, Nancy MacIntyre, the Tag Reader System is a next generation learning product designed for new generation of young readers. The following is a news excerpt from the New York Times published on their 29 January 2008:

The Tag, officially called the Tag Reading System, works a lot like the LeapPad. Children can tap a word with it and the stylus reads the word, or its definition, aloud. They can tap on an image to hear a character's voice come alive. Interactive games test their reading comprehension. At its simplest, the Tag can also act as an audio book and simply read a story from beginning to end.

But while the LeapPad system required spiral-bound books to be placed on a clunky, laptop-sized plastic console with a pointing device attached to it, LeapFrog has put all of the Tag's smarts into the inch-and-a-half-thick stylus. It works on books whose pages are imprinted with invisible dots that allow a small infrared camera at the tip of the Tag to recognize words or images on the page. That makes it far more portable and easier to use than the LeapPad, says Jeffrey G. Katz, the chief executive of LeapFrog.

"LeapPad was a phenomenon," said Mr. Katz. "But Tag is a better product."

LeapFrog is a household name to many parents and childhood educator. They were formed in 1995, and had since produced many children's educational toys which had proven as market leader. The educational toys platform developed by them now has more than 100 interactive software titles covering various subjects such as geography, phonics, reading, writing and etc.

The LeapFrog Tag Reading System is an educational toys suitable for children from age 4 to 8. It is easy to use and specially designed to fit the small hands of children. All it takes is for children to tap the story books and all the characters will come to life.

How does this educational toys work? Whenever the children touches the Tag Reader on the pages of specially printed story books, a small camera at the tip of the reader will "read" the pages, producing audio to enables to listen to the book read aloud. When the characters are tapped, for example a bird is being tapped, the bird will start tweeting. The Tag reader is an engaging educational toy for the children.

The Tag Reader is developed using a highly sophisticated optical technology that is extremely responsive. This allows the children to move quickly between the pages and from one book to the next book. With the Tag Reader educational toys, children can explore classic books such as Olivia and The Little Mermaid. LeapFrog had also partnered with many publishers to publish more books that can be used with the Tag Reading System. Currently, the Tag Reading Library contains more than 20 books.

Many parents had given positive reviews on the LeapFrog Tag Reading System as an excellent children's educational toys. If you plan to buy only one educational toy for your children this year, make sure that it is the LeapFrog Tag Reading System.

About the Author

Read a detailed review of LeapFrog Tag Reading System in Children's Educational Toys at http://childrens-educational-toys.blogspot.com